Puisi sering dipandang sebagai bentuk sastra yang paling personal dan misterius. Puisi, pada kenyataannya, membantu kita untuk merangkul misteri kehidupan. Kita bisa berbicara tentang “bagian dalam” puisi (gagasan, gambaran, dan perasaan) dan tentang “bagian luar” puisi (penampilan dan bentuk). Perhatian pada bentuk, yaitu pada struktur teks itu sendiri, merupakan titik tolak penafsirannya. Namun, ketika mempelajari teks puisi, harus diperhatikan agar tidak melupakan keseluruhan, kesatuan puisi itu.
Dengan membangkitkan daya imajinatif, puisi membuat hidup lebih penuh dan bercahaya. Setiap puisi memiliki daya tarik emosional. Tanpa emosi, tidak ada puisi. Lirik terkadang tidak ada hubungannya dengan penalaran. Itu kemudian akan menjadi seperti nyanyian burung yang terluka. Penyair tidak tunduk pada hukum pemikiran logis. Puisi lirik bersifat emosional dan reflektif, karena mengungkapkan meditasi batin. Itu mengungkapkan perasaan dari satu jenis atau lainnya, dan perasaan ini bersifat universal. Dalam mengungkap pemahamannya tentang dunia, penyair membuat pengakuan yang diubah rupa oleh seni.
Oleh karena itu, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa puisi yang hebat selalu menceritakan petualangan spiritual pengarangnya. Motif pribadi dengan demikian merupakan elemen lirik dalam puisi. Mereka merupakan latar belakang dan kerangka puisi lirik. Manifestasi syair diklasifikasikan dalam bentuk puitis berikut: liris, epik atau tragis (berputar di sekitar peristiwa sejarah, menampilkan, secara umum, citra pria superior) dan dramatis.
Puisi adalah bahasa yang kompak. Puisi menggunakan kata-kata untuk mengkomunikasikan ide dan emosi. Bahasa puitis diyakini sebagai salah satu bentuk ekspresi manusia tertua. Ketika memikirkan bahasa tulis, menarik untuk dicatat bahwa di beberapa negara, seperti Italia, bahasa puisi lahir sebelum bahasa prosa. Di sana, bahasa puitis yang disebut sastra Sisilia ini, dalam bentuk tulisannya, lahir di Sisilia. Di istana Sisilia genre soneta muncul pada abad ke-13. Soneta Sisilia adalah jenis puisi tradisional yang dibentuk oleh 14 ayat yang dibagi menjadi empat ayat: dua ayat pertama dengan empat ayat dan yang lainnya dengan masing-masing tiga ayat. Asalnya ada dalam puisi para penyanyi Provencal.
Pilihan kata, gambar, dan suara memengaruhi suasana (perasaan atau emosi umum) dan makna puisi. Suara dan makna digabungkan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan gagasan. Saat menulis, penyair dapat mengadopsi nada netral, satir, ironis, melankolis, sentimental, interogatif, kiasan, ceria, mengerikan, fantasist, dll. Musik mengkomunikasikan ide dan memengaruhi suasana hati. Melodi puisi bisa menyenangkan atau mengancam, bahagia atau sedih, romantis atau tanpa ekspresi. Itu mencapai pikiran dan hati, mengintensifkan dampak kata-kata dan gambar. Kata adalah sesuatu yang kompleks dan misterius. Setiap kata adalah kumpulan asosiasi yang kompleks dan dapat memiliki beberapa arti. Maknanya tergantung pada manusia, yaitu pada penggunaannya.