‘The Alchemist’ berbicara tentang mimpi dan mengikutinya. Butuh waktu lama bagi saya untuk memahami buku itu, namun beberapa hal tetap terungkap. Awalnya ditulis oleh Paulo Coelho dalam bahasa Portugis pada tahun 1987 dan diterjemahkan ke dalam 67 bahasa sejak saat itu, ‘The Alchemist’ telah masuk dalam The Guinness Book of World Records sebagai buku yang paling banyak diterjemahkan oleh penulis yang masih hidup.
Dalam buku tersebut, Coelho dengan sangat baik memahami pemikirannya untuk merangkai dongeng menarik tentang seorang anak gembala Andalusia, Santiago. Anak laki-laki itu ingin menjadi gembala karena dia ingin bepergian dan ayahnya mengatakan kepadanya bahwa di negara mereka hanya seorang gembala yang bepergian. Belakangan, dia juga bermimpi tentang harta karun yang jauh Piramida, dan untuk itu, dia ingin bepergian ke sana.
Dalam perjalanan menuju takdirnya, Santiago menerima banyak pesan spiritual melalui orang-orang yang ditemuinya – raja, orang Inggris terpelajar, penunggang unta, dan banyak lagi. Dia juga bertemu pasangan hidupnya, Fatima, setelah itu dia ingin menyerah mengejar hartanya. Tapi Fatima sendiri menyuruhnya untuk melanjutkan karena, sebagai wanita gurun dia akan merasa senang menunggu seseorang adalah pencarian takdirnya.
Buku terbaik yang pernah saya baca, terutama tentang mengikuti mimpi dan mencapai apa yang benar-benar Anda dambakan. Itu juga berbicara tentang penderitaan di jalan menuju takdir seseorang dan fakta bahwa kita menyerah pada impian kita karena takut akan penderitaan. “Katakan pada hatimu bahwa rasa takut akan penderitaan lebih buruk daripada penderitaan itu sendiri. Dan tidak ada hati yang pernah menderita saat mencari mimpinya”. Pesan menonjol lainnya yang bergema di seluruh buku ini adalah bahwa segala sesuatu mungkin terjadi selama Anda benar-benar menginginkannya terjadi. Dalam kata-kata Coelho, “ketika Anda benar-benar menginginkan sesuatu terjadi, seluruh alam semesta berkonspirasi agar keinginan Anda menjadi kenyataan”.
Satu-satunya hal yang masih saya renungkan dan yang membuat saya bingung adalah apa yang Coelho ingin sampaikan kepada kita melalui fakta bahwa sang gembala, pada akhirnya, menemukan harta karunnya di kotanya sendiri. Apakah sia-sia dia memberikan semua yang dia miliki hanya untuk menemukan hartanya? Salahkah dia meninggalkan segalanya dan hanya berjalan dengan hati?
Namun, secara keseluruhan, The Alchemist, melalui gayanya yang sederhana dan puitis, adalah karya brilian yang membuat saya terikat padanya. Membaca novel akan sangat membantu Anda memahami bahasa universal Tuhan dan hati Anda. Terutama mereka yang sedang mengejar impian mereka akan menyukai buku itu.
Sangat direkomendasikan!