Otomotif

Pentingnya Supply Chain Management dalam Bisnis Modern

Supply Chain Management (SCM) seperti yang didefinisikan oleh Tom McGuffog adalah “Memaksimalkan nilai tambah dan mengurangi biaya total di seluruh proses perdagangan melalui fokus pada kecepatan dan kepastian respons terhadap pasar.” Karena globalisasi dan TIK, SCM telah menjadi alat bagi perusahaan untuk bersaing secara efektif baik di tingkat lokal maupun skala global. SCM telah menjadi kebutuhan terutama untuk industri manufaktur ketika datang untuk mengirimkan produk dengan biaya yang kompetitif dan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing mereka. Berikut adalah beberapa alasan mengapa SCM menjadi penting bagi industri manufaktur saat ini:-

Keunggulan Kompetitif melalui Kompetensi Inti

Iklim bisnis saat ini telah berubah dengan cepat dan menjadi lebih kompetitif seperti biasanya. Bisnis sekarang tidak hanya perlu beroperasi dengan biaya lebih rendah untuk bersaing, tetapi juga harus mengembangkan kompetensi intinya sendiri untuk membedakan dirinya dari pesaing dan menonjol di pasar. Dalam menciptakan keunggulan kompetitif, perusahaan perlu mengalihkan sumber dayanya untuk fokus pada apa yang mereka lakukan terbaik dan mengalihdayakan proses dan tugas yang tidak penting untuk keseluruhan tujuan perusahaan. SCM telah memungkinkan perusahaan untuk memikirkan kembali seluruh operasi mereka dan merestrukturisasi sehingga mereka dapat fokus pada kompetensi inti dan proses outsourcing yang tidak berada dalam kompetensi inti perusahaan. Karena pasar yang kompetitif saat ini, ini adalah satu-satunya cara bagi perusahaan untuk bertahan hidup. Strategi penerapan SCM tidak hanya berdampak pada posisi pasar mereka tetapi juga keputusan strategis dalam memilih mitra, sumber daya, dan tenaga kerja yang tepat. Dengan berfokus pada kompetensi inti juga akan memungkinkan perusahaan menciptakan relung dan spesialisasi bidang inti. Sebagaimana dinyatakan dalam Blue Ocean Strategy yang digariskan oleh Chan Kim, untuk menciptakan ceruk keunggulan kompetitif, perusahaan harus melihat gambaran besar dari keseluruhan proses, dan mencari tahu proses mana yang dapat dikurangi, dihilangkan, ditingkatkan, dan diciptakan.

Seperti yang dicontohkan oleh Chan Kim, industri otomotif Jepang memanfaatkan sumber dayanya untuk membuat mobil kecil dan efisien. Industri otomotif Jepang mendapatkan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan rantai pasokan mereka untuk memaksimalkan kompetensi inti mereka dan memposisikan diri di ceruk pasar. Strategi tersebut berhasil dan kini Toyota Motor Corporation, sebuah perusahaan Jepang, dianggap sebagai pembuat mobil nomor satu di dunia mengalahkan Ford dan General Motors dari Amerika Serikat.

Keuntungan Nilai

SCM telah memungkinkan bisnis saat ini untuk tidak hanya memiliki keunggulan produktivitas saja tetapi juga keunggulan nilai. Sebagaimana Martin Christopher dalam bukunya, Logistics and Supply Chain Management: Strategies for Reducing Cost and Improving Service’ menyatakan, ‘Keunggulan produktivitas memberikan profil biaya yang lebih rendah dan keunggulan nilai memberikan produk atau penawaran ‘plus’ diferensial atas penawaran kompetitif.’ Melalui memaksimalkan nilai tambah dan juga mengurangi biaya dalam waktu yang bersamaan, lebih banyak inovasi dapat ditambahkan ke produk dan proses. Manufaktur massal menawarkan keunggulan produktivitas tetapi melalui manajemen rantai pasokan yang efektif, kustomisasi massal dapat dicapai. Dengan kustomisasi massal, pelanggan diberi keunggulan nilai melalui manufaktur yang fleksibel dan adaptasi yang disesuaikan. Siklus hidup produk juga dapat ditingkatkan melalui penggunaan SCM yang efektif. Keunggulan nilai juga mengubah norma penawaran tradisional yang ‘one-size-fits-all’. Melalui SCM, penawaran yang lebih diterima oleh industri kepada konsumen adalah berbagai produk yang melayani segmen pasar dan preferensi pelanggan yang berbeda.

Sebagai contoh, Toyota Production System yang dipraktikkan di Toyota, mengevaluasi rantai pasokannya dan menentukan apa itu aktivitas nilai tambah dan apa yang bukan aktivitas nilai tambah. Kegiatan yang tidak bernilai tambah dianggap sebagai ‘Muda’ atau pemborosan dan karenanya harus dihilangkan. Kegiatan yang tidak bernilai tambah tersebut adalah kelebihan produksi, menunggu, pengangkutan yang tidak perlu, pemrosesan yang berlebihan, persediaan berlebih, pergerakan yang tidak perlu, cacat dan kreativitas karyawan yang tidak digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengeliminasi pemborosan adalah melalui Kaizen, Kanban, Just-in-time dan juga produksi push-pull untuk memenuhi permintaan pelanggan yang sebenarnya. Sistem Produksi Toyota merevolusi Manajemen Rantai Pasokan menjadi sistem rantai pasokan yang lebih ramping yang lebih gesit dan fleksibel untuk memenuhi permintaan pengguna akhir.



Sumber

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Berita Trend

To Top